Pagi itu matahari bersinar sangat terang,cukup membuat Flava terbangun dan kembali menegakkan daunnya. “Selamat pagi, Flava” kecupan daun pagi sang ibu membuat Flava benar-benar terbangun. “Selamat pagi, Ibu” jawab Flava sambil menguap. Flava adalah rumput kecil, ia tumbuh tepat di lapangan rumput di samping ibunya yang sudah memiliki daun yang rimbun dan akar yang kuat.
Tepat di depan mereka adalah setapak kosong, tidak ada rumput yang tumbuh disana, setiap hari Flava selalu memandangi jalan setapak itu dan selalu berpikir mengapa mereka tidak tinggal disana, padahal disana begitu luas dan tanahnya pun terlihat begitu subur.” Ibu, mengapa kita tidak pindah ke setapak sana? disana lebih luas, aku pasti akan tumbuh dengan hebat!!” Tanya Flava dengan besar kepala. Ibu hanya menggeleng dan menjawab “tidak nak, tempat itu bukan tempat yang aman untuk rumput hidup”. Flava sangat kecewa sekali dengan jawaban sang Ibu, karena walaupun Flava masih kecil,ia tahu bahwa tempat itu lebih luas, makanan yang tersedia di tanah pun lebih banyak, selain itu mereka tidak akan berebut air hujan untuk minum dengan rumput-rumput tetangga. Dan kembali Flava membayangkan dirinya tumbuh menjadi rumput paling hijau dan paling rimbun dari semua rumput disana, Flava akan tampak hebat! Setiap hari Flava kembali bertanya hal yang sama kepada ibunya, dan kembali mendapat jawaban yang sama. Flava kesal sekali karena ibunya tidak mau pindah ke tempat luas di depan sana.
Hari-hari Flava habiskan dengan memandangi setapak luas itu dan memikirkan bagaimana cara agar sang Ibu mau pindah kesana. Sampai akhirnya Flava memutuskan untuk pindah sendiri walau ibu tidak mengizinkan. Akan tetapi sesaat kemudian Flava kembali meragu, karena tentu saja ibu akan menahannya untuk pindah. Flava kembali berpikir keras, dan mendapat ide untuk berpindah di malam hari ketika sang ibu sudah tidur.
Malam yang dinanti Flava pun tiba, bulan sedang bersinar terang diatas sana. Flava memandang ibunya yang sedang tidur lelap, lalu bergerak sepelan mungkin menaikan akarnya, karena akarnya belum terlalu besar, Flava dapat menariknya dengan mudah. Satu demi satu akarnya naik keatas tanah, kemudian sedikit demi sedikit ia bergeser ke arah setapak yang lapang. Setelah sampai di tempat yang dia rasa sudah cukup enak, Flava kembali memasukkan akarnya ke dalam tanah. Tanahnya terasa segar sekali dan begitu subur “aku akan tumbuh dengan hebat jika aku tinggal disini, akan aku buktikan kepada Ibu bahwa rumput bisa hidup disini!” lalu Flava pun kembali tertidur.
Continue reading →